Daftar Blog Saya


pondik lanjutan yang kesekian1

0

Suatu hari Pondik pergi ke hutan mencari madu. Sampai ditengah hutan Pondik melihat sebatang pohon yang penuh ditumbuhi jamur kuping. Pohon itu kira-kira empat peluk besarnya. Ia merasa tertarik terhadap jamur kuping pada pohon itu. Niat mencari madu dibatalkan dan Pondik pulang ke kampung. Pondik menceritakan kepada orang-orang serumah dengan dia tentang pohon yang ditumbuhi jamur kuping itu. Cerita Pondik itu juga sampai pada beberapa orang kampung, merekapun datang bertandang kerumah Pondik, dan mereka ingin ikut ke hutan untuk memetik jamur kuping bersama Pondik.

Pondik mengajak orang-orang sekampungnya pergi memetik jamur kuping di hutan itu. Ajakan pondik itu mendapat sambutan dari orang-orang sekampungnya, karena itu pria maupun wanita banyak yang hendak pergi ke hutan. Keesokkan harinya mereka pergi beramai-ramai ke hutan. Sesampainya di sana mereka sungguh gembira menyaksikan jamur kuning yang tumbuh di pohon itu. Pondik dan orang-orang itu berunding bagaimana cara memetik jamur-jamur itu. Ada yang mengusulkan beberapa orang untuk memanjat, memetik dan membuang ke tanah, sedangkan yang lain mengumpulkan dan setelah terkumpul baru dibagi-bagi. Usul itu tidak disetujui agar jamur-jamur itu tidak hancur. Lalu ada usul supaya pohon itu di tebang, tetapi perlu disanggah oleh semua kaum pria, sehingga pohon itu tumbang tidak sampai ke tanah. Usul ini dianggap yang paling baik sehingga diterima oleh semua yang hadir. Pondik menebang pohon itu dan orang-orang berbaris pada arah pohon akan tumbang. Apabila pohon tumbang, mereka menyanggahnya agar pohon tidak jatuh ke tanah, dan jamur selamat. Saran Pondik itu tak seorangpun yang membantah, mereka menganggap Pondik orang pandai, sehingga apa yang dikatakannya semua benar. Demikian pula dengan suruhannya untuk menyanggah pohon itu. Waktu terdengar bunyi tanda pohon akan tumbang, Pondik memberi aba-aba agar mereka siap. Akhirnya pohon itu miring dan perlahan-lahan jatuh ke arah para penyanggah, lalu tumbang. Berat pohon itu tidak seimbang dengan kekutan orang-orang itu sehingga mereka tertindih dan mati. Ada yang kepalanya pecah, darah keluar dari mulut dan hidung, patah tulang dan sebagainya. Pondik menyuruh ibu-ibu dan gadis-gadis memetik jamur, walaupun diantara ibu dan gadis itu enggan karena suami, anak, kakak, ayah dan keluarga mereka mati tertindih pohon itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar