Daftar Blog Saya


pondik lanjut lagiiiiiiiii

0

Kira-kira sudah sebulan Pondik tidak menjenguk isterinya, rasa kangen timbul tetapi ia tetap meredamnya. Pondik mencari akal untuk menipu isterinya. Ia mendapat akal pura-pura sakit berat, berbicara tanpa arah, bicara sendirian tak dapat dimengerti oleh orang yang mendengarkannya. Keesokkan paginya Pondik pura-pura mati, ia berusaha sedemikian rupa untuk mengatur denyut jantung agar tidak terasa denyutannya apabila diraba para pelayat.

Keluarga mengutus pembawa berita kematian Pondik kepada isteri dan mertuanya. Molas Nggoang menangis mendengar berita kematian suaminya. Ratapan Molas Nggoang memilukan hati yang mendengarnya. Beberapa saat kemudian Molas Nggoang dan keluarga orang tuanya berangkat ke kampung suaminya. Tiba di depan kampung, Molas Nggoang dan wanita keluarga orang tuanya mulai meratapi jenazah Pondik. Ratapan Molas Nggoang sambil mengucapkan kata-kata bagaikan jarum jahit patah, dan ia kehilangan jarum untuk menjahit. Tiba di rumah, Molas Nggoang meratap sambil memeluk jenazah suaminya. Molas Nggoang menangis sejadi-jadinya sehingga badannya lemas, dan ia pingsan. Pondik tahu isterinya pingsan, ia bangun dan melemparkan kain kafan yang membungkusnya. Para pelayat hiruk-pikuk, mereka lari keluar rumah. Mereka dicekam ketakutan, karena baru sekali ini terjadi orang yang mati hidup kembali. Pondik memeluk isterinya, mengangkat dan memangkunya, tetapi isterinya belum juga siuman. Pondik meminta bantuan kepada orang-orang yang masih berada di dalam rumah untuk menolong isterinya agar sadar kembali. Tak seorangpun yang berani memberi bantuan, karena mereka masih ketakutan, sebab jenazah telah bangun dari pembaringan. Salah seorang tokoh masyarakat kampung memberanikan diri mendekati Pondik yang memeluk isterinya. Orang itu memegang bahu Pondik, ia mengguncangkannya sambil bertanya, “apakah engkau Pondik yang telah mati itu, atau arwah si Pondik?” Pondik menjawab, “benar, saya ini adalah Pondik.” Saat itu Molas Nggoang siuman, dan sangat terkejut, ia berada dalam pangkuan suaminya. Antara percaya dan tidak, Molas Nggoang memeluk suaminya. Molas Nggoang menanyai suaminya, “mengapa engkau hidup kembali?” Pondik sudah mempersiapkan jawaban untuk setiap pertanyaan yang akan dilontarkan, ia menjawab pertanyaan isterinya, “ratapanmu yang menghayat hati di dengar oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Tuhan menyayangimu, karena itu ia menyuruh arwahku kembali ke bumi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar